1st Year, AU, Event, Ficlet, Friendship, PG-15

[One Year With…] Behind Those bar

behindthosebar-bynoranitas

BEHIND THOSE BAR

Author Noranitas Cast Monsta X’s Shownu (Son Hyunwoo) Hyungwon (Chae Hyungwon) Genre Friendship AU Life Length Ficlet Rating PG-15

***

Bulan ke tujuh untuk Son Hyunwoo. Bulan pertama bagi Chae Hyungwon.

Hyunwoo menjalani masa tahanannya dengan hati terbuka. Hampir seluruh pengisi rutan menyukai sikapnya, tidak banyak omong dan bertanggung jawab. Lagi, tak ada yang berani mencari masalah dengan seorang Son Hyunwoo jika tidak ingin mengalami ompong lebih cepat. Otot tubuhnya sungguh berbanding drastis dari wajahnya yang menggantungkan eye smile dan senyum angelic di setiap waktu.

Dan Chae Hyungwon juga memiliki kesan yang sama terhadap Son Hyunwoo. Layaknya orang lain menatapnya selama ini –terkecuali masalah otot Hyunwoo yang bisa merontokkan gigi lawannya itu, Hyungwon belum tahu-. Di awal kedatangannya, pria kurus menjulang ini disambut baik oleh Hyunwoo.

“Panggil aku hyung jika aku lebih tua darimu.” ucapnya sambil menyodorkan tangan kanan.

Hyungwon tersenyum lebar. Membalas jabatan tangan yang ia terima, “Ne, hyung.”

Bulan ke sembilan untuk Son Hyunwoo. Bulan ke tiga bagi Chae Hyungwon.

Hyunwoo sedang menggaris silangi kalender kebanggannya dengan senyum terukir di wajahnya. Tanggal terakhir di bulan september sudah berada di penghujung. Kebiasaan si pemuda Son ketika bulan berganti dan seluruh penghuni sel 57 sudah familiar dengan tabiat Hyunwoo yang satu ini.

Hyungsenang banget hari ini. Wajahmu sangat jelek hyung jika tertawa seperti itu!” Hyungwon mengakhiri kalimatnya dengan terkikik kencang.

Sayang… banyolan si kurus menjulang malah mengundang setitik amarah mencuat di diri Khun. Yoojin yang awalnya ikut tersenyum melihat wajah Hyunwoo yang berbahagia kini menatap ke arah Hyungwon dengan tatapan yang-benar-saja-kau-bung.

Bagaimana dengan Hyunwoo?

Senyumnya sudah memudar sedari tadi.

“Kau sudah keterlaluan, bung!” dengan suara beratnya, Khun menampar bahu si kurus dengan penuh tenaga. Berusaha keras menahan dirinya sendiri agar tidak menampar wajah tampan seorang Chae Hyungwon yang tidak ia sukai sejak menjejakkan kaki di sel 57.

Bulan ke sebelas untuk Son Hyunwoo. Bulan ke lima bagi Chae Hyungwon.

Angin yang berhembus di pertengahan bulan november yang masuk melalui celah besi yang dipasang di sisi atas selatan sel –yang bertujuan sebagai ventilasi udara namun berubah menjadi mimpi buruk sepanjang musim gugur dan dingin- perlahan dinginnya menusuk hingga ke dalam tulang. Hyunwoo, Yoojin, Khun dan Hyungwon masing-masing menghangatkan diri di sekitar tungku api yang di atasnya diletakkan ceret untuk merebus air.

Leher ke empatnya sudah dililit dengan syal tebal. Hyunwoo asik menenggelamkan dirinya di antara baris angka yang tertera di kalender kebanggannya.

“Tenang, Hyun. Sisa tujuh bulan lagi.” Yoojin –si pencopet handal di provinsi kyungsan-dong- menghibur Hyunwoo sambil menepuk bahu temannya itu lembut.

Hyungwon terdiam.

Sejak dua bulan yang lalu Hyungwon benar-benar menjaga omongannya. Takut jika salah, tubuhnya yang ringkih itulah yang menerima batunya.

Hubungannya dengan Khun –penjagal ternama penguasa areal Cheondam-dong yang di khianati rekan kerjanya sendiri- tidak menunjukkan tanda-tanda akan berbaikan. Hyunwoo sesekali melempar senyum kepadanya. Selebihnya, penghuni sel 57 melakukan rutinitas seperti biasanya. Yang Hyungwon maksudkan di sini mereka benar-benar bersikap biasa. Bersikap seolah Hyungwon tak pernah ada di antara mereka.

Bulan ke tiga belas untuk Son Hyunwoo. Bulan ke tujuh bagi Chae Hyungwon.

Hyungmaafkan atas perkataan bodohku yang lalu. Aku minta maaf.” ucap Hyungwon dengan nada rendah di awal bulan januari.

Hyunwoo yang duduk di sebelahnya berpindah fokus. Kegiatan memperhatikan teman-temannya yang bemain bola sepak di lapangan bersalju terpaksa beralih menuju Hyungwon, “apa maksudmu?”

“Maafkan perkataanku empat bulan yang lalu, hyung. Maaf sudah menyebutmu jelek –maksudku  aku hanya bercanda saat itu tetapi aku tidak tahu hal itu justru membuat kau marah atau yah pokoknya maafkan aku, hyung.” Hyungwon terus-terusan melihat ke bawah. Tak berani menatap lawan bicaranya.

‘Sudahlah. Aku sudah melupakannya ‘kok.” Uja Hyunwoo santai.

“Yang benar, hyung?” si pemuda Son mengangguk takzim.

Akhirnya. Selama tujuh bulan berada di penjara, bebannya berasa terangkat seluruhnya saat mendengar pengakuan Hyunwoo. Ia takut sekali jika Hyunwoo tak pernah bisa memaafkan mulutnya empat bulan yang lalu. Bukan hanya takut akan menjadi sasaran bogem dari pria berotot tersebut, Hyungwon juga takut bahwa ucapannya bisa saja menyinggung perasaan Hyunwoo. Karena ditilik kembali, perlakuan Khun dan Yoojin menggambarkan bahwa kalender milik Hyunwoo adalah hal yang sensitif untuk dijadikan bahan candaan.

Bulan ke lima belas untuk Son Hyunwoo. Bulan sembilan bagi Chae Hyungwon.

Hyungwon dan Hyunwoo terduduk di atas lantai sel sambil memandang langit malam bulan maret dari celah ventilasi. Khun dan Yoojin sudah berada di alam mimpi sejak dua jam yang lalu. Kelelahan setelah puas bertanding bola sepak dengan grup tahanan bangunan sebelah –setiap hari kamis di minggu kedua dan ke empat, para napi di biarkan lepas di lapangan.

“Ku dengar kau melanggar undangan wajib militermu?” Hyunwoo membuka pembicaraan.

Ne. Mereka –para petugas kemiliteran- menolak izin ku untuk tidak mengikuti wajib militer. Kaki bengkokku rupanya masih belum kuat untuk menjadi alasan bagi mereka.” Hyungwon mendengus kasar, “kalau hyung?”

“Aku?” pemuda berotot itu menunjuk dirinya sendiri. Hyungwon mengangguk cepat.

“Alasanku sama sepertimu. Aku juga menghindari wajib militerku.”

“Apa? Hyung… aku tidak percaya kau memilih untuk di penjara selama 18 bulan ketimbang berada di kamp selama 24 bulan. Maksudku, kau punya fisik yang jauh lebih kuat dariku. Kenapa, hyung?” saking terkejutnya, Hyungwon mengoceh non-stop.

Hyunwoo bangun dari duduknya. Kemudian menepuk-nepuk pantatnya kasar, “Nanti… kuberitahu alasannya saat waktunya sudah tepat.”

Dan detik berikutnya ia berlalu dari pandangan Hyungwon. Masuk kembali ke dalam bangunan tahanan.

Bulan ke delapan belas untuk Son Hyunwoo. Bulan ke dua belas bagi Chae Hyungwon.

Hyunwoo menggaris silangi tanggal terakhir yang tersisa di bulan juni. Senyumannya mengembang seiring matanya yang tak bisa lepas dari kalender kebanggaannya tersebut. Berbanding jauh dengan wajah rekan satu selnya, Khun dan Yoojin tak mampu menutupi wajahnya yang kelabu.

 “Hey! Mana si pengusik Yoo Yoojin yang selalu menggodaku setiap aku menyilangi kalenderku tiap akhir bulan? Mana Khun yang ikut-ikutan mengejek senyumku setiap bulannya?” Hyunwoo berusaha mencairkan suasana.

Khun berdeham, “Kami tak ingin berpisah denganmu, Hyunwoo-ah.”

“Ya! Yang benar saja. Bukankah kalian lebih tahu seberapa besar keinginanku untuk keluar dari jeruji besi ini dibandingakan dengan siapa pun?” Hyunwoo kembali berdalih.

“Tapi hyung….”

Hyunwoo dengan senyuman khasnya memotong ucapan Hyungwon. Berdesis lemah tanda mereka semua harus kembali tidur mengingat jam sudah berdentang di angka dua belas.

Sudah setahun Hyungwon hidup di penjara. Hidup berdampingan bersama teman satu selnya dan perlahan akrab dengan sosok seorang Son Hyunwoo. Namun sekelebat teringat lagi di kepalanya,

Hyunwoo belum memberi tahu alasannya memilih jalan ini ketimbang melewati jalan normal untuk pria normal seperti dirinya.

“Belum tidur?” suara Hyunwoo menggema. Hyungwon mengangguk lemah.

“Baiklah. Sepertinya hari ini adalah waktu yang tepat untuk menceritakan segalanya padamu-” Hyunwoo menarik nafas dalam “-ini adalah kehendak ku sendiri.”

Hyungwon melempar tatap ke arah Hyunwoo yang sedang menerawang langitan sel.

“Khun sempat menyebutku gila setelah mendengar vonis 18 bulan masa tahananku. Ujarnya lebih baik bertahan enam bulan lebih lama di barak daripada menjalani hukuman yang akan mencoreng spect ku nanti. Memang benar adanya ucapan bocah yang satu itu. Tetapi aku punya alasan tersendiri mengapa aku memilih jalan ini.”

Hyunwoo meneguk saliva,”Kau ingat krisis moneter akhir 97? Istri dan anakku yang berusia satu setengah tahun tewas ditembak oleh pasukan militer-“

“Aku yang saat itu berumur dua puluh tahun berpikir bahwa jika kami –-para demonstran- membawa anak dan istri kami ke medan demo, mungkin hati para petugas keamanan akan bersimpati pada kami. Bodohnya, tidak. Malah mereka semakin bengis menghalau aksi kami-“

“-dan naasnya, istriku yang sedang menggendong anak kami tertembus peluru milik pasukan pengaman. Keduanya meninggal di tempat….”

Lama keduanya terdiam. Hyunwoo masih memandangi langit-langit sel. Hyungwon berbalik memunggungi pemuda Son itu, berusaha menahan tangisnya. Ia tidak pernah tahu bahwa sosok periang dan murah senyum seperti Son Hyunwoo memiliki masa lalu yang begitu menyedihkan.

“Karenanya,” si pemuda berotot kembali membuka mulut “aku berjanji pada istri dan anakku bahwa tak akan pernah menjadi bagian dari mereka —militer.”

Malam semakin larut. Dengkuran Yoojin mengambang di udara. Pukul sudah menunjukkan pukul empat pagi. Hyunwoo beranjak menuju tas nya. Membenahi sekali lagi barang-barang miliknya sebelum meninggalkan ruang yang menampungnya selama 18 bulan tersebut.

Tinggal tiga jam lagi sebelum masa tahanan Hyunwoo berakhir.

Bulan ke tiga belas bagi Chae Hyungwon.

Matahari bersinar cerah di hari pertama bulan juli. Hyunwoo sudah berganti pakaian —kemeja kotak-kotak juga celana bahan kain yang ia beli dari hasil uang yang ia peroleh di kelas kerajinan. Hyunwoo memeluk erat Khun dan Yoonji, teman yang mendampingi hidupnya selama di sel delapan belas bulan terakhir.

“Jangan lupakan aku, Hyun-ah…” Hyunwoo mengangguk sembari tersenyum setelah mendengar kalimat yang Khun tuturkan.

“Jemput aku saat aku keluar nanti, Hyun. Aku tidak punya siapapun lagi selain dirimu.” tutur Yoojin sambil menahan tangis. Hyunwoo menepuk bahunya, “Pasti, bung.”

Terakhir, Hyunwoo menatap lekat si pemuda kurus menjulang. Sosok yang sudah ia anggap layaknya adik sendiri selama setahun kebelakang. Memorinya laksana di bawa naik oleh rollercoaster, menyelami kembali momen hidupnya bersama Hyungwon.

Saat dimana ia membela Hyungwon yang menjadi korban bully di bulan agustus. Hyungwon yang di dorong dari koridor penyeberangan dan mengakibatkan kaki nya yang sudah ringkih bertambah parah di balut dengan gips, Hyunwoo lah yang membantunya berjalan selama lebih dari tiga bulan. Hyungwon yang menceritakan tentang kekasihnya yang sabar menunggu hingga ia keluar nanti. Terlalu banyak kebersamaan yang Hyungwon dan Hyunwoo habiskan dalam jangka satu tahun.

“Kenapa tidak menatap wajahku?” tanya Hyunwoo. Hyungwon masih belum mau mendongakkan kepalanya.

“Hei! Harusnya kau beri aku ucapan  selamat,” Hyunwoo menunjuk Khun dan juga Yoojin “-kalian juga harusnya memberiku selamat! Karena hari ini aku akan bertemu dengan istri dan juga anakku!” oceh Hyunwoo diiringi tawa renyah.

Hyunwoo merasa bersalah ketika melihat teman-temannya begitu sedih atas kepergiannya.

Sipir jaga sudah membukakan pintu sel 57. “Sepertinya aku harus segera keluar, guys. Aku akan berjanji menjemput kalian satu persatu di masa depan.”

Ketiga pria yang tersisa mengangguk.

“Sampai jumpa kawan.”

Dan senyuman terakhir dari Hyunwoo, menjadi tanda perpisahan bagi mereka semua.

END

A/n happy 1 anniversary monsta x!!! Ohya kalian bisa google referensi ttg hukuman jika tidak mengikuti wajib militer. Lengkap kok ^^ thanks for reading!

9 thoughts on “[One Year With…] Behind Those bar”

  1. Halo nita hahaha w ga tau kenapa bisa nyasar ke sini, gara2 bertualang di blog sebelah wkwkwk..
    Nit, this is one of the best ff yg pernah kamu buat. Serius. Maybe still (a little lil lil lil lik bit)lack in some aspect but yeah terbayarkan sama ceritanya yang euh menyentuh.

    Good Job Nitaaaa .. Congrats dah menang juga ^^

    Like

  2. HAI HELO ANNYEONG KAKNITCHUUUU
    Sebelumnyaa maafkan akuu ya, aku kmaren cuma sempet like dan belum bacaaaaa dan pas ngelike keknya lodang jadi gak keliatan like nya :””) MAAFKAANN. BUT CONGRATS SUDAH MENANGG YAAAAA AWAWAW

    KOK TERKEJUT CRITANYA DI TAHANAN DAN BERAKHIR MELOW :”””))) KUKIRA ITUU LIAT DARI COVERNYA CEM ANAK ANAK NAKAL YANG KE BAR GITUUU EH TERNYATAAA WKWKWKKW :”333 aku terenyuh sama critanya mereka berempat. Apalagi mas shonu yg banyak momen sama hyungwon di endingnya….. :”)

    SATU LAGIII. AKU BAYANGIN SHONU SAMA HYUNGWONNYA PAKE BAJU YG PAS DI ALL IN CEM CEM TAHANAN MIRIP DISNI BAGUUUUUUSS SELALU SUKAAAA SAMA CRITA KAKNIT DA BEST 💘💘👍👍👍😘😘😘

    KEEP WRITING KAKNITCHUUUU MWAHMWAAHH

    Like

  3. WAHH AKU KIRA MEREKA DI PENJARA BAKAL JATUH CINTA SAMA POLWAN CANTIK GITU. DAN BARU NGEH TERNYATA FRIENDSHIPNYA MEREKA WARBIAYASYAH. DAN ALASANNYA HYUNWOO GAK IKUT WAMIL ITU BISA DIBILANG KALO DIA PUNYA DENDAM GITU GASIH? TOLONG JELASKAN YAA NIT?! WKWKWK
    SOSOK HYUNWOO DISINI AKU KIRA DIA TUH BUJANGAN(?) EH TERNYATA UDA PUNYA ISTRI SAMA ANAK. DISITU KADANG SAYA MERASA SEDIH.

    OKELAH NIT, DARIPADA KEPSLOKKU JEBOL SEMAKIN DALAM LEBIH BAIK AKU PAMIT SAJA. PAIPAI~~~ MANGAT! 😘😘😘😘😘😘❤💋💪👌

    Liked by 1 person

Leave a comment