AU, Drama, Oneshot, PG-17

Pengumuman — Len K

 

Semuanya serba mendadak, serba kejutan

PENGUMUMAN

Storyline © Len K. Standard disclaimer applied. No profit taken from this fiction

 

Starring : Yoo Kihyun MONSTA X, Song Hyeya (OC), etc | Rate : M | Genre : Drama, Slice of Life

 

 

WARNING!!

Alpha-Beta-Omega verse, typo(s), possibly OOC, MONSTA X members as Alpha

 

 

 

 

Hyeya datang ke sekolah seperti biasa. Atau tidak seperti biasa karena tidak ada Hoseok yang biasanya mengantar-jemput dirinya. Gadis dengan sub-gender beta itu menyapa beberapa teman yang ia temui sepanjang lorong sekolah sebelum berhenti di deretan loker dan mengambil beberapa buku yang terlalu besar, terlalu berat, dan terlalu malas untuk ia bawa pulang. Hyeya mengabaikan beberapa tatapan menyelidik dari teman-temannya.

“Hyeya!” sebuah vokal menyapa.

Hyeya menoleh ke sumber suara dan senyumnya merekah ketika melihat siapa si empunya vokal. “Hai, Elena,” sapa Hyeya.

“Kau dari mana saja? Kau tidak tahu kalau Hoseok oppa mengkhawatirkanmu?” Elena mencerca Hyeya dengan dua pertanyaan.

Tentu Elena masih ingat saat Hoseok, sepupunya, meneleponnya pada tengah malam dengan nada khawatir yang teramat jelas karena Hyeya belum juga tiba di rumah. Elena yang sama-sama tidak tahu keberadaan Hyeya hanya menambah panik Hoseok. Terlebih kata Hoseok akhir-akhir ini Hyeya bersikap aneh. Kemudian sepotong pesan dari Hyeya sampai pada ponsel Hoseok. Mengatakan bahwa ia baik-baik saja dan tengah menginap di rumah teman karena merasa ‘sedikit berantakan’ dan butuh me-time. Tapi tetap saja Hoseok merasa cemas walau ia dan Hyeya tidak memiliki hubungan darah.

Iya, itu karena Hyeya adalah beta tanpa kawanan, seorang lone-wolf saat ia ditemukan bertahun-tahun lalu oleh kawanan Hoseok di pinggiran sungai di teritori mereka. Ditemukan dalam keadaan sekarat, Hoseok memutuskan untuk mengasuh Hyeya. Bukan hal yang mudah karena pada mulanya Hyeya tidak mau bertemu siapapun. Ia selau waspada pada setiap orang yang mendekatinya, semua itu terlihat dari sorot mata dan gesturnya. Ia bahkan juga tidak segan untuk menghajar yang lain jika merasa terancam. Hyeya juga tidak mau bicara selama beberapa bulan serta sering berbuat onar karena ia yang terbiasa sendiri harus menyesuaikan diri dengan kehidupan kawanan.

Seulas senyum tipis terukir pada bibir Hyeya. “Yah, aku tidak kemana-mana. Aku sedang sedikit kacau dan … sedang butuh waktu sendiri.”

“Kau tidak apa-apa?”

“Ya, aku baik-baik saja. Bukan masalah serius.”

“Tunggu.” Elena mencengkram lengan Hyeya, menahan si beta untuk pergi. Untuk sejenak, Elena memicingkan matanya, mengamati Hyeya—juga menajamkan hidungnya karena ada aroma asing pada Hyeya—hingga membuat si beta merasa tidak nyaman dengan tatapan si omega. “Kau sudah ditandai ya?”

Kontan saja, Hyeya merapatkan jaketnya. Berusaha menutupi tanda yang dimaksud Elena seraya membuat catatan mental untuk menambah dosis supresan yang ia gunakan untuk menutupi aroma tubuhnya.

“Astaga, Hyeya, kau serius? Kau sudah ditandai? Siapa dia? Beta atau alpha atau omega?—“

“Ya. Aku serius. Aku sudah ditandai oleh alpha.” Hyeya memotong ucapan Elena sebelum omega di hadapannya semakin mencecarnya dengan berbagai pertanyaan tanpa akhir.

“Siapa dia?” dalam hati Elena mengutuk kemampuan Hyeya yang sangat ahli dalam menyamarkan bau hingga ia tidak bisa menebak siapa alpha yang sudah menandai karibnya itu. Bau Hyeya kali ini begitu berbeda. Bercampur jadi satu dengan bau alpha yang samar ditambah bau-bau lain yang sudah dimanipulasi Hyeya. “Kalian sudah mating?”

“Belum. Dia hanya menandaiku saja,” potong Hyeya cepat. “Ini … ini semua juga sangat rumit dan mendadak bagiku. Aku rasa aku belum bisa menceritakan semuanya saat ini. Maaf, setelah ini aku ada kelas milik Junsu sonsaengnim.” Hyeya lekas pergi sebelum guru killer itu menghukumnya karena terlambat datang. Suatu alasan yang kebetulan bisa ia gunakan untuk menghindari wawancara Elena lebih lanjut.

“Tunggu! Hyeya!”

“Kita bicarakan nanti lagi, El!” seru Hyeya. “Dan jangan bilang apapun pada Kak Hoseok!”

Tapi sampai sekolah berakhir, Elena tidak bertemu lagi dengan Hyeya. Karibnya itu seperti hilang ditelan bumi. Hanya sepotong pesan saja yang mampir. Kumohon jangan katakan apapun terlebih dahulu pada Kak Hoseok. Aku juga tidak begitu yakin dengan ini semua.

 

***

 

“Jadi apa kau ingin pergi Jumat malam besok untuk menonton film denganku?” Choi Vernon, laki-laki dengan sub-gender beta berdarah blasteran itu bertanya pada Hyeya begitu kelas kimia berakhir keesokan harinya. Tinggal mereka berdua yang masih setia berada di dalam lab.

“Aku mau…” baru saja Vernon merasakan gembira yang teramat sangat ketika Hyeya menyambung kembali ucapannya. “Tapi apa ini ajakan untuk kencan atau sekedar ajakan sebagai teman biasa?”

Vernon hanya mampu membuka-tutup mulutnya untuk beberapa saat. Dirinya tidak siap ditodong pertanyaan tanpa basa-basi langsung ke poinnya seperti itu. Belum lagi bagaimana ketika ia merasa waktu melambat dan sirkuit di otaknya mulai terbakar dan membunyikan alarm tanda panik kala Hyeya menatapnya lurus, menantikan sebuah jawaban keluar dari mulutnya.

“Begini, jujur saja …” Vernon menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya cepat. “Aku tertarik padamu dan yaaaa anggap saja aku mengajakmu untuk berkencan karena kuharap hubungan kita bisa … lebih berkembang.”

Hyeya tertawa pelan. “Aku sungguh menghargai tawaranmu juga keberanianmu. Tapi maaf, jika itu ajakan kencan aku tidak bisa.”

“Kenapa?”

“Aku sudah punya alpha.”

Rasanya hati Vernon baru saja dihantam rudal dan meninggalkan bekas berupa lubang yang menganga besar. “Oh, maaf. Aku tidak tahu.” Vernon nampak gugup.

“Tidak masalah.”

“Pantas baumu sedikit berbeda akhir-akhir ini. Tapi karena aku tidak begitu yakin jadi … yah, begitulah.”

“Tidak masalah. Sungguh.” Hyeya menepuk lengan Vernon sebelum berlalu pergi. “Tapi kalau kau masih butuh teman untuk menonton, aku bisa pergi denganmu. Soal alpha-ku … kau tidak perlu khawatir. Bisa kupastikan kau berumur panjang bahkan setelah mengajakku.”

“Ya.” Vernon tersenyum lemah.

Setelah itu, berita dimana Hyeya sudah mendapatkan pasangan menyebar dengan cepat. Pelaku utamanya pastilah Boo Seungkwan dan Bambam, dua omega yang merangkap sebagai tim jurnalis sekolah. Beritanya mungkin tidak akan heboh jika itu bukan Hyeya, si lone-wolf tukang buat onar yang tidak gentar pada alpha sekalipun dan punya kakak angkat—Hoseok—yang protektif dan disegani. Namun Hyeya tidak ambil pusing dengan kabar yang beredar itu. Toh, kabar itu benar apa adanya. Dirinya bahkan masih bisa makan dengan tenang di kafetaria sekolah meski kini di hadapannya ada Elena dan Rena yang siap menginterogasinya.

“Beritanya sudah menyebar. Aku takut aku tidak akan bisa menutupinya lagi dari Hoseok oppa,” ujar Elena.

“Kalau begitu ya sudah. Biarkan Kak Hoseok tahu dengan sendirinya,” balas Hyeya cuek.

“Tapi serius, siapa si alpha yang sudah menandaimu ini? Apa itu Hoseok oppa?” giliran Rena yang bertanya.

Hyeya menghentikan suapannya. “Hei, kau ini linglung atau bagaimana? Kalau alpha itu adalah Kak Hoseok, mana mungkin aku berusaha menyembunyikan ini semua darinya. Ditambah, mau bagaimanapun juga aku tidak akan ditandai oleh Kak Hoseok.”

“Ya aku tahu!” sanggah Rena cepat. “Tapi gosip yang beredar adalah … kau, sudah ditandai oleh Hoseok oppa. Anak-anak berpikir demikian karena kalian bukan saudara sedarah dan kalian begitu dekat. Ditambah sifat protektif dari Hoseok oppa padamu.”

“Rumor akan tetap jadi rumor dan tidak akan mengubah kenyataan bahwa aku bukanlah pasangan Kak Hoseok.”

“Lalu siapa si alpha itu?” Elena kembali bertanya tetapi Hyeya masih sibuk mengunyah makanannya. “Song Hyeya! Aku serius! Apa aku tahu siapa alpha itu? Kenapa kau begitu sulit untuk jujur padaku.”

“Karena nanti kau akan memberi laporan pada Kak Hoseok.”

“Astaga…” Elena menghela nafas. “Kau bisa percaya padaku. Aku tidak akan melapor pada Hoseok oppa atau siapapun.” Jemari Elena membuat gambar silang di depan hatinya.

“Aku tidak bisa percaya pada siapapun—“

“Oh, sialan kau!”

“Apa? Kenapa? Aku adalah lone-wolf dan tidak tergabung dalam kawanan manapun!”

“Faktanya, kau sekarang sudah tergabung dalam satu kawanan sejak kau mempunyai si alpha misterius yang entah kenapa tidak mau kau sebutkan siapa karena ia sudah menandaimu,” koreksi Rena. “Gila namanya kalau kau juga tidak mempercayai alpha-mu itu.” Ada penekanan tersendiri yang diberikan Rena ketika mengucapkan kata ‘alpha-mu’.

Hyeya memutar kedua bola matanya jengah. “Memang sejak kapan aku waras?”

“Tunggu, jadi kau juga tidak mempercayai alpha-mu?”

“Aku hanya percaya pada diriku sendiri.”

“Kau benar-benar gila,” desis Rena.

“Ya, ya, terima kasih atas pujiannya. Dan sesi wawancara ini kunyatakan telah berakhir karena aku harus mengerjakan sesuatu terlebih dahulu di kelas.” Hyeya meraih nampannya dan berlalu pergi.

“Berakhir?! Tapi kita belum mendapatkan informasi apapun!” seru Elena.

Namun Hyeya tetap melenggang pergi.

“Aku tahu bagaimana caranya agar kita mendapatkan informasi soal pasangan Hyeya,” celetuk Rena.

“Bagaimana?”

“Kita buntuti dia pulang. Bukankah kau sendiri yang bilang jika beberapa hari belakangan ini Hyeya tidak pulang ke rumah Hoseok oppa dan menginap di rumah temannya? Apa kau yakin jika teman yang ia maksud adalah teman sungguhan? Kau lupa jika Hyeya dulunya adalah lone-wolf? Aku juga yakin jika kawanan Hoseok oppa adalah tempat pertama ia mendapatkan teman. Lalu ada kawanan milik Hyunwoo oppa…” sedikit rona merah muncul pada pipi Elena kala Rena menyebutkan nama pasangannya. “Lalu kawanan milik Minhyuk oppa, Jooheon oppa, Changkyun, Kihyun oppa, dan Hyungwon oppa…” hati Rena berdebar ketika ia menyebut nama pasangannya di akhir.

“Lalu?”

“Lalu apanya?!” Rena menatap Elena tidak percaya. “Itu artinya lingkar pertemanan Hyeya tidaklah begitu luas! Kita bisa menyelidikinya. Kemudian, apa kau yakin jika Hyeya benar-benar bermalam di rumah temannya dan bukannya rumah si alpha yang sudah menandai dia?”

Sontak, Elena membekap mulutnya sendiri. Benar apa yang dikatakan Rena! Kenapa ia tidak terpikirkan oleh hal ini sebelumnya?

“Kau benar. Yang pasti, kita harus membuntuti Hyeya sepulang sekolah nanti.”

Tapi lagi-lagi usaha mereka sia-sia. Hyeya kembali menghilang tanpa jejak dan tanpa meninggalkan bau apapun.

 

 

 

“Kau kenapa?” tanya Hyunwoo pada Elena yang duduk di tangga yang menghubungkan beranda belakang rumah Hyunwoo dengan halaman belakang.

Sekembalinya dari sekolah, Elena terlihat serius memikirkan sesuatu. Hyunwoo merasa itu bukan hal yang biasa. Baik dari kebiasaan Elena yang tidak langsung bercerita padanya ataupun dari sesuatu yang dipikirkan Elena. Hyunwoo bisa merasakannya.

“Ah, tidak apa-apa.” Jawab Elena seraya memberi seulas senyum pada mate-nya yang kini duduk di sampingnya.

“Kau tahu kau tidak bisa bohong dariku, El.”

Diam. Elena menimbang-nimbang apakah ia harus berkata apa adanya pada Hyunwoo atau tidak. Ini soal Hyeya dan pasangan misteriusnya. Bukankah tempo hari Hyeya sudah mewanti-wanti dirinya agar tidak membocorkan masalah ini pada Hoseok? Tunggu, hanya pada Hoseok saja kan? Itu artinya ia bisa bercerita semuanya pada Hyunwoo, bukan? Lagipula Elena yakin Hyunwoo bisa menjaga rahasia. Tidak seperti Minhyuk yang punya mulut dan telinga plus mata dimana-mana.

“Ini soal Hyeya.” Elena akhirnya buka suara.

“Oh, Hyeya. Bagaimana kabarnya? Hoseok terus-menerus jadi uring-uringan sejak Hyeya “kabur” dari rumah.” Pikiran Hyunwoo melayang pada sahabatnya yang kini tengah berada di luar kota karena urusan pekerjaan.

“Yah, dia baik-baik saja. Dia tetap datang ke sekolah meski sepulang sekolah dia menghilang secara misterius. Dan dimana dia menginap, itu masih jadi misteri.”

“Anak itu suka memendam segala sesuatunya seorang diri.”

“Tapi ada berita yang lebih mengejutkan dari Hyeya.”

“Oh ya? Apa?”

Sejenak Elena ragu. Haruskah ia bercerita atau tidak? Tapi Hyunwoo sudah menatapnya intens dan itu adalah salah satu kelemahan Elena.

“Hyeya sudah memiliki pasangan,” lirih Elena.

“Apa?” ekspresi kaget terpatri pada wajah Hyunwoo. “Kau serius?”

Anggukan cepat diberikan Elena. “Aku serius, Oppa. Dan berita ini bisa dibilang jadi heboh di sekolah. Karena siapa pasangan Hyeya, belum ada seorangpun yang tahu kecuali yang bersangkutan. Ada rumor yang berkata jika pasangan Hyeya adalah Hoseok oppa tapi hal itu sudah jelas tidak mungkin karena Hyeya sendiri yang memintaku untuk merahasiakan hal ini dari Hoseok oppa. Yang lebih menyebalkan lagi adalah Hyeya menggunakan kemampuannya untuk menyamarkan baunya yang berubah dan itu membuatku semakin bingung menerka-nerka siapa pasangan Hyeya. Lalu yang semakin membuatku bingung adalah pernyataan Hyeya.”

“Pernyataan Hyeya?”

“Ya. Berkali-kali Hyeya berkata bahwa ia tidak yakin dengan ini semua, bahwa dia juga bingung dengan ini semua. Bukankah itu seperti ia ragu dengan pasangannya yang merupakan seorang alpha? Bukankah itu gila?”

Hyunwoo tersenyum simpul. “Kurasa itu karena Hyeya dulunya adalah lone-wolf. Dia terbiasa hidup sendiri dan ketika hal-hal seperti ini datang dalam hidupnya, dia menjadi sedikit bingung dan kikuk.”

“Sedikit? Dia benar-benar kebingungan!”

Hyunwoo tertawa. “Aku sebenarnya juga penasaran siapa alpha yang jadi pasangan Hyeya. Tapi jika Hyeya belum mau mengatakannya, maka aku tidak akan memaksa. Aku juga yakin kalau alpha yang dimaksud Hyeya adalah benar-benar pasangannya,” kata Hyunwoo diikuti kerlingan mata pada Elena.

“Kau terdengar begitu yakin, Oppa.”

Hyunwoo hanya membalas dengan senyuman.

 

***

 

Kihyun bangun dengan kepala sedikit pusing. Ketika melihat jam di dinding, ia mengerang pelan. Harusnya di jam berikut di akhir pekan seperti sekarang ini ia bisa sedikit bermalas-malasan. Kembali melanjutkan tidur barang beberapa menit, lalu bangun dan mulai sedikit olahraga serta membersihkan rumah, kemudian ia bisa bersantai seharian atau jalan-jalan seharian.

Tapi sayangnya semua hal itu tidak bisa ia lakukan kali ini. Karena rumahnya akan jadi tempat dimana keenam sahabatnya akan berkumpul. Suatu kegiatan yang rutin mereka lakukan ketika ada waktu luang. Biasanya mereka akan bermain bersama, jalan-jalan bersama, pun membicarakan banyak hal. Jadi dengan terpaksa Kihyun bangun dari tempat tidurnya, menuju ke kamar mandi untuk sekedar mencuci muka sebelum pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan.

 

 

Hyunwoo dan Elena jadi yang pertama tiba di rumah Kihyun. Mereka disambut oleh tuan rumah yang masih mengenakan apron dan langsung dipersilahkan untuk langsung menuju ke ruang tengah.

“Aku akan membantu di dapur,” usul Elena.

“Tidak masalah,” Kihyun tersenyum. “Masih ada hidangan penutup yang belum selesai kubuat. Sementara itu aku akan mandi dahulu.” Kihyun langsung menghilang ke kamarnya sebelum Hyunwoo sempat menanyakan sesuatu.

Dan ketika Elena tiba di dapur, ia dikejutkan oleh penampakan seorang Song Hyeya yang tengah mengiris puding.

“Kenapa kau bisa ada di sini?” selidik Elena.

“Oh, rumah temanku ada di dekat sini. Lalu aku baru saja ingat kalau yang lain akan berkumpul di sini jadi aku berpikir kenapa aku tidak mampir dan membantu,” jelas Hyeya.

“Tidak biasanya. Kau benar-benar masih sehat kan?”

“Kenapa kau tidak langsung membantuku? Itu lebih baik daripada kau terus-terusan mengomentari kewarasanku yang tidak perlu kau komentari lebih jauh.” Hyeya mulai jengah.

Sementara Elena tidak punya pilihan selain membantu karibnya itu. Ada banyak pertanyaan yang berkecamuk di pikiran Elena. Tapi niatannya untuk bertanya ia urungkan ketika melihat betapa seriusnya Hyeya dengan pekerjaannya. Sungguh, rasa penasarannya perlu dituntaskan dengan segera!

“Kihyun,” panggil Hyeya pada Kihyun yang baru saja selesai mandi. Kihyun tidak menjawab apapun tapi dia berhenti dan memutar tubuhnya ke arah Hyeya. “Coba kau icipi sup ini. Menurutmu sup ini kurang apa?” satu sendok sup disodorkan Hyeya pada Kihyun dan langsung diicipi.

“Menurutku sudah pas,” komentar Kihyun.

“Benarkah?”

“Ya. Segera hidangkan supnya bersama yang lain.”

“Oke.”

Kihyun membawa beberapa makanan yang sudah siap menuju ke ruang tengah dan Hyeya kembali terjebak bersama Elena yang masih tercengang akan pemandangan yang begitu domestik yang baru saja terjadi tepat di depan matanya.

“Itu tadi aneh sekali!” perkataan Elena yang tiba-tiba membuat Hyeya terkejut dan hampir menumpahkan sup di tangannya. Yang dimaksud Elena tentu bukanlah Hyeya yang memanggil Kihyun yang lebih tua darinya—dari mereka—tanpa embel-embel apapun. Itu sudah jadi kebiasaan Hyeya.

“Astaga. Elena Shin!”

“Itu tadi aneh sekali! Apa maksudnya itu tadi?”

“Maksud apa?” Hyeya mulai emosi. Tidak bisakah sahabatnya itu memberinya ketenangan?

“Kenapa kalian akur?”

“Apa?”

“Kau dan Kihyun oppa!” seru Elena hampir frustasi. “Kenapa kalian terlihat begitu akur? Kalian biasanya kan, selalu berselisih, meributkan hal-hal paling remeh temeh sekalipun. Tapi apa yang baru saja terjadi?”

“Oh, jadi kami tidak boleh akur. Begitu?” balas Hyeya nyinyir.

“Tidak. Bukan begitu. Hanya saja—“

“Yak, lebih baik kau bantu aku membawa ini semua. Kurasa semuanya sudah datang.” Hyeya melenggang bersama dua nampan di tangan.

“Song Hyeya!”

Percuma, seruan Elena tidak akan pernah digubris oleh Hyeya.

 

 

Di ruang tengah semua sudah berkumpul. Hyunwoo tengah berbicara dengan Hoseok, Minhyuk bermain game bersama Jooheon, Hyungwon datang bersama pasangannya—Rena—dan keduanya masih asyik dengan dunia mereka sendiri, sementara Changkyun mengobrol bersama Kihyun. Mereka sudah berencana untuk pergi ke danau di dekat sini dan bermalam bersama.

“Aku tahu kalian pasti lapar.” Hyeya tiba-tiba sudah datang membawa makanan.

“Wah, putri yang kabur muncul juga.” Goda Changkyun disertai tawa setan.

“Oh, diamlah, Lim Changkyun.” Hyeya berhasil melempar bantal ke wajah Changkyun.

“Dan kenapa kau bisa ada di sini, Song Hyeya?” tidak perlu ditanya lagi dari siapa pertanyaan itu berasal. Hoseok sudah menatap Hyeya tajam dari tempatnya duduk. “Aku harap kau punya penjelasan bagus untuk semua hal yang terjadi belakangan ini. Mulai dari tingkahmu yang aneh, lalu kau yang mengurung diri sebelum akhirnya kau kabur dan kita kembali dipertemukan di sini.”

“Membesarkan seorang anak tidaklah mudah, Hoseok hyung. Terlebih seorang perempuan,” potong Minhyuk. “Ayah Hoseok tengah marah para putrinya Song Hyeya.”

Kini giliran Minhyuk yang terkena sasaran Hoseok. Ia masih beruntung hanya bantal yang mendarat di wajahnya dan bukannya sebatang pohon atau wajan penggorengan. “Aku tidak setua itu jadi berhenti menyebutku sebagai ayahnya Hyeya!”

“Tapi kelakuanmu sudah seperti ayahnya saja, tahu!” Minhyuk berkilah.

“Tapi tetap saja aku bukan ayahnya. Aku ini kakaknya, oke? Kakaknya.” Tegas Hoseok. Sorot mata tegas Hoseok tidak berubah saat ia kembali berfokus pada Hyeya. “Jadi? Aku butuh penjelasan di sini, Song Hyeya.”

“A—“

“Lho, jadi kalian semua belum tahu beritanya?” Changkyun memotong ucapan Hyeya dengan suara yang cukup keras hingga atensi semua yang ada disana tertuju padanya.

“Berita apa?” Hoseok kelihatan tidak senang dengan kelakuan Changkyun. Dia disini tengah menanti sebuah penjelasan dan saat ia akan mendengarkan penjelasan itu justru dipotong. Hoseok harap Changkyun punya berita baik. Karena jika tidak, ia siap untuk membuat Changkyun babak belur.

“Hyeya kan, sudah punya pasangan.” Seringai lebar dipamerkan oleh Changkyun yang melirik Hyeya yang kini mengerang kesal padanya.

Elena dan Rena tentu tidak terkejut karena mereka sudah tahu berita ini. Sedangkan Hyeya nampak begitu kesal. Changkyun, seniornya di sekolah itu rupanya mempunyai bakat untuk tidak bisa mengerem ucapannya seperti Minhyuk. Atau lebih bisa dibilang sebagai bakat untuk mengompori segala sesuatu. Sementara itu yang lain nampak terkejut dengan perkataan Changkyun. Kata “tidak mungkin” dan “kau pasti bercanda” jadi dua kata yang paling sering diucapkan saat ini.

“Jangan bercanda. Hyeya tidak mengatakan apapun padaku.” Hoseok menyanggah pernyataan Changkyun.

“Oh, itu mungkin karena Hyeya memang tidak mau menceritakannya padamu, Hyung.” Lagi-lagi Changkyun menyeringai.

Rasanya Hyeya ingin menghajar seniornya yang begitu pandai menyiram bensin pada api yang sudah berkobar. Setelah ini Hoseok pasti akan menghabisinya. Itu sangat kentara dari tatapan yang ditujukan Hoseok padanya saat ini. Tatapan kecewa, marah, sedih, terkhianati. Sungguh, Hyeya tidak bermaksud begitu. Mana mungkin ia tega membuat kecewa Hoseok?

“Changkyun, ini tidak lucu. Oke?” sahut Jooheon.

“Kau pasti membual,” seloroh Hyungwon.

Changkyun tertawa, terkesan mengejek ketidaktahuan yang lain di sana. “Membual? Tanyakan itu pada Elena dan Rena. Rumor soal Hyeya yang sudah mendapat pasangan sudah menyebar luas. Sebagian besar anak-anak di sekolah menganggap Hoseok hyung adalah pasangan Hyeya tapi kita semua tahu itu tidak mungkin. Kalau kalian tidak percaya, tanyakan sendiri pada Choi Vernon, beta dari kawanan sebelah yang sempat mengajak Hyeya untuk kencan menonton film di bioskop tapi ditolak mentah-mentah oleh Hyeya dengan alasan aku sudah punya alpha.”

Gelombang keterkejutan kembali melanda.

“Apa? Vernon mengajakmu kencan?” tanya Kihyun.

“Itu benar. Tapi aku sudah menolaknya, oke?” balas Hyeya cepat.

“Jadi soal pasangan itu serius?” sahut Minhyuk.

“Kau pikir ini bercanda, Hyung?” mata Changkyun membelalak tak percaya. “Bau Hyeya saja sudah berbeda sejak beberapa hari yang lalu!”

Sontak saja Hoseok menarik Hyeya untuk mendekat, memaksa si beta untuk duduk di dekat si alpha untuk kemudian diendus-endus baunya oleh si alpha.

“Kak, hentikan!” Hyeya meronta dalam cengkraman Hoseok.

“Changkyun benar…” lirih Hoseok. Pandangannya jadi kosong setelah menatap bekas luka dimana alpha pasangan Hyeya menandai Hyeya. Kemudian mata Hoseok jadi berkaca-kaca sebelum akhirnya mulai menangis.

“A-aku tak percaya ini. Sungguh…” ujar Hoseok di sela-sela tangisnya. “Aku tidak percaya kalau saat ini akhirnya tiba juga. Padahal rasanya baru kemarin aku menemukan Hyeya di pinggiran sungai dalam keadaan sekarat, saat itu ia masih kecil, belum genap sepuluh tahun. Aku tidak menyangka waktu berlalu begitu cepat.”

“Oh, sang ayah menangisi putrinya yang sudah dewasa!” Minhyuk bertepuk tangan.

Biasanya, Hoseok akan langsung menghajar Minhyuk. Tapi kali ini Hoseok lebih memilih untuk tetap menangis dan memeluk Hyeya erat-erat. Yang lain mau tidak mau tertawa melihat adegan itu.

“Relakan Hyeya, Hoseok.” Hyunwoo memberi pukulan lembut pada lengan kekar Hoseok.

“Jadi siapa dia, Hye? Siapa alpha yang sudah menandaimu?” tanya Hoseok.

“Itu pertanyaannya!” sambung Elena dan Rena kompak. Apakah rasa penasaran mereka akan terpuaskan hari ini?

“Tunggu, bahkan Hoseok hyung tidak tahu?” potong Kihyun. Pertanyaannya ia tujukan pada Hyeya.

“Tidak ada seorangpun yang tahu di sini,” jawab Hyeya.

“Ya, aku tahu soal itu. Tapi … bahkan Hoseok hyung? Orang yang sudah merawatmu sampai sekarang ini? Kupikir kita sudah sepakat, Hye.”

“Ya, aku tahu soal kesepakatan itu—“

“Kau sadar kan, saat menyetujuinya?”

“Tentu saja aku sadar, Alpha Kecil.”

“Tunggu, kau barusan memanggilku apa? Alpha Kecil? Alpha Kecil? Whoaaahh, nyalimu besar juga ya…”

“Kupikir kau tidak masalah dengan panggilan itu.”

“Dalam mimpimu! Kau pikir kau bisa memanggilku sesuka hatimu terlebih di hadapan khalayak ramai seperti ini? Ditambah, sebenarnya Changkyun lebih pendek dariku. Kaki dia lebih pendek dari kakiku jadi aku tidak terima dengan sebutan itu yang rasanya lebih pas untuk disematkan pada Changkyun,” protes Kihyun panjang lebar.

Changkyun, yang namanya tiba-tiba saja dicatut, akan menyuarakan protesnya namun Hyeya sudah mendahuluinya.

“Aku tahu. Tapi dilihat darimanapun juga, badanmu jauh lebih kecil daripada Changkyun. Dan soal kaki yang lebih pendek atau tinggi Changkyun yang memang lebih pendek darimu atau sejenisnya, itu invalid. Karena apa? Karena aku memanggilmu ‘Alpha Kecil’ dan bukannya ‘Alpha Pendek’. Ddaeng! Argumenmu invalid!”

“Hei! Tapi mana bisa begitu? Kejam sekali kau!”

“Oh, kau baru menyadari bahwa aku kejam? Kemana saja kau?”

Kihyun kehabisan kata-kata.

“Oke, cukup. Aku tidak mau debat kusir ini berlanjut.” Ujar Hyeya akhirnya.

“Bagus. Akupun begitu.” Kihyun mengangguk. “Jadi kita bisa kembali ke topik awal. Kurasa kita sudah sepakat untuk memberitahu Hoseok hyung.”

“Ya, aku tahu. Dan aku berniat untuk memberitahu Kak Hoseok, tapi—“

“Tunggu! Tunggu! Tunggu!” Minhyuk dengan lantang bersuara. Ia harus melakukannya sebelum Kihyun dan Hyeya mendebatkan entah-apa-yang-tengah-mereka-perdebatkan lebih jauh lagi dan mereka yang tidak terlibat tidak—seperti biasa—tidak tahu apa yang tengah diperdebatkan oleh duo yang tidak pernah akur itu. “Kesepakatan apa yang kalian bicarakan?”

Kihyun dan Hyeya saling bertukar pandang.

“Hei, hei, kami menanti jawaban di sini,” tegur Minhyuk.

“Oke. Jadi begini…” Hyeya menghela nafas sebentar sebelum melanjutkan. “Jadi aku dan Kihyun, kami sepakat untuk … untuk ….”

Minhyuk menaikkan alisnya ketika Hyeya tidak kunjung melanjutkan ucapannya.

“Jadi…” Kihyun mengambil alih. “Kami sepakat untuk tidak memberitahukan siapapun soal … soal … kami—“

“Ya, soal kami,” sahut Hyeya.

“Kepada siapapun—“

“Benar. Siapapun.”

“Kecuali Hoseok hyung.”

“Ya, kecuali Kak Hoseok.”

“Tapi sepertinya Hyeya tidak menjalankan kesepakatan kami seperti yang seharusnya.”

“Ini tidak mudah asal kau tahu saja!” pembelaan diajukan oleh Hyeya.

“Tapi tetap saja. Kesepakatan adalah kesepakatan!”

“Kau tidak tahu bagaimana rasanya. Coba kau jadi aku!”

“Tunggu!” Jooheon bersuara. “Apa maksud kalian dengan ‘soal kami’ dan kenapa Hoseok hyung masuk dalam pengecualian?”

Kihyun dan Hyeya kembali diam dan hanya bertukar pandang. Membuat semua yang ada di sana kebingungan mencerna apa yang sebenarnya tengah terjadi. Sedangkan Hoseok tidak begitu peduli dan masih menangis, menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Hyeya. Ia tahu siapa pasangan Hyeya sekarang, tapi ia memilih untuk melegakan hatinya lebih dahulu.

“Soal kami yaaaa … soal kami,” kata Hyeya canggung.

“Dan Hoseok hyung jadi pengecualian karena ialah yang sudah merawat dan membesarkan Hyeya selama ini.” Kihyun menimpali.

Semua masih belum mengerti sampai akhirnya Elena dan Rena menjerit bersamaan dan menutup mulut mereka setelahnya. Kemudian mereka berdua menjadi heboh sendiri dan itu hanya semakin menambah kebingungan para lelaki di sana.

“Kalian berdua kenapa sih?” tanya Hyungwon heran.

“Justru kami yang harusnya bertanya. Ada apa dengan kalian semua?!” seru Elena kesal. “Kenapa tidak bisa membaca petunjuk yang sudah diberikan oleh Hyeya dan Kihyun oppa?! Bukankah petunjuknya sudah teramat jelas?”

“Petunjuk apa? Soal apa?” Jooheon jadi frustasi.

“Astaga …” Elena berdecak kesal. “Bukankah sudah jelas kalau si alpha yang jadi pasangan Hyeya adalah Kihyun oppa?!”

“APA?!” semua berseru kompak.

“Sekarang kau lepas saja semua supresanmu yang memblok baumu. Sekarang semuanya sudah terbongkar,” ujar Rena.

“Tunggu, kau serius?” giliran Changkyun yang tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. “Kihyun hyung dan Hyeya? Konspirasi apa lagi ini? Aku tidak mencium bau yang mencurigakan atau yang mengindikasikan kalau mereka berdua adalah pasangan.”

“Kau lupa jika Hyeya yang sudah berbakat memanipulasi bau juga pandai membuat supresan yang bisa memblok bau?” sahut Hyunwoo. “Ia pasti sudah mencampurnya di setiap makanan yang ia makan oleh dia dan Kihyun.”

Changkyun ber-ah tanpa suara. Kini semuanya terasa masuk akal.

“Jadi semua soal kau yang menginap di rumah temanmu itu adalah bohong kan, Hyeya? Karena pada kenyataannya selama ini kau menginap di rumah Kihyun,” kata Hyungwon. “Dasar pasangan baru.” Hyungwon terkikik.

“Apa? Jadi selama ini kau membohongiku?” Hoseok akhirnya mengangkat wajahnya.

“Tidak, tidak, Kak. Kihyun juga temanku. Jadi saat aku bilang bahwa aku menginap di rumah temanku, aku tidak bohong,” jelas Hyeya.

“Ya, teman … sebelum kalian mating.” Seringai Changkyun muncul lagi dan ia langsung dihadiahi tatapan membunuh dari Hyeya.

Hyeya berani bersumpah bahwa Changkyun adalah “musuh” terbesarnya yang selalu punya gagasan untuk mengacaukan semua rencananya atau sekedar menggodanya, menguji ketahanan emosinya yang sayangnya tidak begitu panjang.

“Kalian sudah mating?!” Hoseok bertanya dalam nada horor.

“Tidak, tidak, belum. Dia hanya menandaiku saja,” jawab Hyeya cepat.

“Sepertinya Hyeya masih membencimu, Ki.” Minhyuk tertawa keras.

“Oh, diamlah!” Kihyun mengerang.

“Kenapa?” Minhyuk bertanya tanpa beban. “Kalian berdua yang tidak pernah akur kemudian mengumumkan sudah menjadi pasangan itu cukup untuk mengejutkanku. Maksudku, bagaimana bisa?! Lalu aku tahu kalau kalian belum mating … hahahaha, tidak heran. Kalian pasti masih menyimpan dendam satu sama lain.”

“Kau harus mencoba untuk jadi penulis skenario, Min.” Seloroh Kihyun.

“Ya, bagaimana bisa kalian berakhir satu sama lain?” sambung Hyungwon.

“Aku juga tidak tahu!” jawab Hyeya. “Semua ini terasa begitu membingungkan dan melelahkan. Aku serius. Semuanya terjadi begitu tiba-tiba hingga bahkan logikaku lumpuh.”

“Begitulah yang terjadi ketika kau jatuh hati.” Hyungwon mencoba menjadi puitis dan mendapat sorakan dari yang lain.

“Oke, aku merasa dikhianati di sini,” Hoseok kembali angkat suara. “Hyeya berbohong padaku soal banyak hal. Pertama, ia tidak bilang secara terang-terangan jika ia menginap di rumah Kihyun. Kedua, ia tidak memberitahuku soal ini semua, berkaitan dengan kesepakatan itu juga serta semua hal yang maksudku adalah se-mu-a. Ketiga, Hyeya tidak jujur padaku soal perasaannya. Sebenarnya aku ini kau anggap apa, Hye?”

Uh-oh. Ini tidak bagus. Hoseok akan menangis lagi.

“Kak, sungguh, aku tidak bermaksud melukaimu atau tidak percaya padamu. Oke?” ujar Hyeya. “Hanya saja … ini semua terlalu banyak, mendadak, dan membingungkan untukku. Aku tidak bisa mengatakan begitu saja hal yang bahkan aku tidak tahu, kan?” rona merah muda mulai menjalari pipi Hyeya.

Aigo, gwiyeowoyoooo…” Changkyun mencubit-cubit pipi Hyeya.

“Ya! Changkyun!”

“Uuuu, galak sekali.” Changkyun pura-pura ketakutan. “Aku jadi membayangkan bagaimana rupa dan watak anak Kihyun hyung dan Hyeya besok. Perpaduan yang mengerikan.”

YA!” Kini Kihyun dan Hyeya berseru bersamaan.

Fix. Kalian memang pasangan baru yang serasi.” Jempol Hyungwon teracung.

“Oh, hentikan.” Hyeya mengerang.

“Oke. Jadi setelah semua pengkhianatan ini nampaknya Hyeya benar-benar mengacuhkanku,” seloroh Hoseok.

“Astaga, tidak, tidak. Kak Hoseok, mana mungkin aku mengacuhkanmu? Astaga. Kumohon jangan begitu. Aku tahu ini semua salahku.” Tanpa pikir panjang, Hyeya langsung memeluk Hoseok dan mengusap-usap punggung lebar Hoseok dengan sayang. Ia akui, ia cukup merindukan aroma Hoseok.

Sementara itu Kihyun melihat dua orang itu dengan tatapan tidak suka. Dan saat ia ingin mengalihkan tatapannya, ia sudah terlambat. Minhyuk menangkap tatapan matanya dan langsung berseru dengan kerasnya, “Astaga! Kihyun cemburu melihat Hyeya memeluk Hoseok hyung!”

Mengelakpun percuma, kini Kihyun jadi bulan-bulanan semua yang ada di sana.

“Tunggu, kau cemburu pada Kak Hoseok?” tanya Hyeya dengan nada yang bisa Kihyun artikan sebagai tidak suka.

“Tidak—“

“Kupikir kau sudah mengerti situasinya—“

“Ya, tentu, aku sudah tahu aku sudah paham—“

“Kak Hoseok adalah keluargaku. Dia kakakku dan kau cemburu pada kakakku?”

“Bukan begitu, Hye.”

“Dia bohong. Aku bisa melihat dengan jelas api kecemburuan memancar dari sorot matanya.” Minhyuk menyahut dengan senyum tidak bersalahnya.

“Diamlah, Min.” Kihyun terdengar seperti memohon, tapi sesungguhnya ia tengah mengancam karibnya itu. “Aku tegaskan sekali lagi, aku tidak cemburu. Oke? Kau harus percaya padaku, mate-mu sendiri, daripada alpha lain.”

“Aku hanya percaya pada diriku sendiri,” balas Hyeya.

Kihyun kalah telak. Di antara sorakan yang ditujukan untuk Hyeya dan sorakan mengejek yang ditujukan padanya, Kihyun memijat pelipisnya sendiri. Sebagian kecil dari logikanya bertanya-tanya, benarkah beta di hadapannya ini adalah mate-nya? Tapi kenapa mate-nya sendiri begitu kejam terhadapnya?

“Aku mendukung pasangan ini, mereka akan nampak menggemaskan untuk ditonton.” Changkyun bertepuk tangan dan disetujui oleh yang lain.

“Hidupku bukan drama, Lim Changkyun,” balas Hyeya.

“Tapi selamat ya, untuk kalian berdua.” Hyungwon tersenyum pada Kihyun dan Hyeya. “Akhirnya kalian mengakui perasaan masing-masing. Suatu prestasi yang patut dibanggakan mengingat bagaimana kalian begitu menolak perasaan itu pada awalnya.”

“Jadi setelah ini Hyeya akan tinggal di rumah Kihyun?” tanya Hyunwoo.

“Tentu/Tidak.” Tentu dari Kihyun dan tidak dari Hyeya terucap bersamaan.

“Tunggu, apa maksudmu dengan tidak? Kita sudah sepakat kan?” Kihyun kembali protes.

“Ya. Tapi kurasa untuk sementara ini aku akan pulang ke rumah—“

“Apa maksudmu rumah? Rumahmu ya disini, di tempatku.” Perkataan Kihyun kembali mendapatkan sorakan dari yang lain.

“Aku punya dua rumah, ingat?” potong Hyeya. “Jadi untuk sementara ini aku akan pulang ke rumah Kak Hoseok. Anggap saja seperti … penebusanku? Karena aku sudah menutupi semua ini darinya.”

“Oh, baiklah.” Kihyun mengangguk. “Akan kubawakan beberapa pakaianku.”

“Apa? Kenapa?”

“Kau suka bauku, kan? Aku masih ingat saat semalaman kau tidak mau lepas dariku.” Kihyun melempar senyum dan tatapan menggoda pada Hyeya. Yang lain bersorak makin ramai dan pipi Hyeya jadi semakin merah.

“Oh, kenapa kita tidak segera ke danau saja?” Hyeya mengerang kesal.

 

 

FIN

 

A/N        :

Hai! Len di sini.

Halo, ane Len. Author baru di MXFFI. Dan ini adalah fanfiksi debut ane dimari yang sekaligus jadi fanfiksi dengan a/b/o-verse!AU pertama ane.

Pertanyaan ane adalah, “Sampah apa yang udah ane tulis ini?”

 

Hit me up on LINE! id: kartoffellen

or on twitter: @krshrlen

4 thoughts on “Pengumuman — Len K”

  1. YA ALLAH NISTA NIAN AKU BARU KOMEN DI SINI HAHAH.

    HYEYA-KIHYUN, KAPALKU/EAK/ SELAMAT DEBUT!! PAS ITU UDH NGUCAPIN SIH. TAPI UDAHLAH UCAPIN LAGI MESKI KOMEN NUNGGU 2 TAON GEBLEK.

    ELENA KALEM!!! CIEE KALEM. Pasti abis negak baygon /g/ kalo aslinya dia didebat Hyeya, dia semprot lagi. Dan ada Renaaa 😭😭😭 makasih udah masukin 2 anak gadisku yang sudah menjelma jadi gelembung karena obesitas kebanyakan makan tapi gak kerja2 huhuhu /mewek/g

    Anyway, i luv this kak. Aku jadi mau buat ff tema gini wakkk. Sumpah ya sikap Hyeya itu cuek2 gimana kok jadi keinget kamu ya, masnimku sayang? Wkwkwk. But, yeah namanya lone-wolf gimana dah.

    Aku tuh penasaran si hoseok ini tuh suka sm hyeya atau gimana dah ANJER HAHAHAHA. Sampe mau mewek gitu, makanya jan jombs mulu dong /gggg

    “Astaga …” Elena berdecak kesal. “Bukankah sudah jelas kalau si alpha yang jadi pasangan Hyeya adalah Kihyun oppa?!” <– tau gak El, aku juga gereget tau pas mereka pada lemot njir.

    And anywayyy, pas lappy udah ada lagi, lanjut lagi dong ini yhaa. Kutunggu Hyeya-Kiyonnya muah

    ((Hyeya-Kiyon adalah definisi musuh jadi cinta. Buruan mating sana WKWKWK))

    Like

  2. Aaaakk!! Aku suka banget sama ceritanyaa luvluv❤❤ ini cuma oneshoot aja ya? Bikin seriesnya juga dong author-nim hehe ditunggu juga cerita lainnya

    Liked by 1 person

      1. Wah sayang sekali , aku bakalan dukung banget kalau author bikin series ini hihi❤❤ sukses selalu buat author

        Like

Leave a comment